TEKNIK SURVIVAL

Posted by Diposting oleh Bustanul Nugroho On 09.01

Survival(HIDUP) dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tehnik dan sikap, atau kemauan untuk hidup. Tehnik adalah adaptasi prosedur normal mountaineering ke situasi yang nyaman, dimana kemampuan berimprovisasi dan tehnik survival. Pentingnya mempunyai kemauan untuk hidup telah ditunjukkan berkali-kali. Satu contoh: dua orang pemanjat yang tidak membawa peralatan yang layak pakai,dan pada saat terdampar di sebuah dinding batu yang luas/tidak adanya pepohonan,serta semak-semak,dan saat itu cuaca tidak mendukung. Mereka bertahan hidup dengan baik dalam keadaan itu, mempertahankan keinginan utuk hidup, sampai tim penyelamat melakukan kontak dengan mereka berdua,tentang lokasi dan tempat titik koordinat mereka berada.

Pada saat itu kelihatan bahwa kedua pemanjat tersebut merasakan mereka diselamatkan dan tidak perlu lagi melanjutkan usaha mereka dalam suvival.ahirnya Keduanya meninggal dalam hitungan menit. Keyakinan diri dalam suatu tehnik survival mendukung keinginan untuk hidup dengan mengurangi ketakutan dan kepanikan. Tehnik survival melibatkan terutama perlindungan panas tubuh. berbagai bentuk penting dari transfer panas tubuh adalah melalui radiasi (penyinaran), konveksi dan konduksi dengan proses penguapan (embun). Kita akan mengingat secara terpisah antara pakaian dan tempat perlindungan dan bagaimana pelapisan (insulasi) mencegah penurunan panas tubuh tercapai. Berbagai diskusi akan diterangkan disini karena tema-tema ini akan lebih baik jika disertai referensi mountaineering standar. Tehnik-tehnik tersebut penting untuk tim penyelamat di gunung karena tehnik-tehnik tersebut bisa digunakan pada bivak pada saat dalam misi atau membawa korban yang sedang terluka sampai bantuan datang untuk melakukan pertolongan tingkat lanjut.


Aspek survival yang lain adalah jumlah bahan makanan yang dimakan dalam waktu yang lama, akan diabaikan disini karena sebuah tim penyelamat di gunung secara normal hanya beberapa jam dari peradaban.
Gambaran survival secara keseluruhan harus dapat mengerti kondisi/lokasi tempat dimana kita melakukan suatu perjalanan yang hebat di puncak gunung/tempat lainya yang disitu tidak tersedianya fasilitas umum.

Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh
Secara garis besar ada empat mekanisme kehilangan panas tubuh , yaitu melalui radiasi, konveksi, konduksi dan melalui penguapan air ke udara. KIta akan membahasnya satu-satu disini

1. RADIASI
Kehilangan panas tubuh melalui radiasi secara kasar sebanding dengan perbedaan antara suhu tubuh dan keadaan sekitar. Jika tubuh terlindung dengan pakaian, perbedaan suhu antara kulit tubuh dan sentuhan dengan pakaian sedikit, dan dengan demikian radiasi kehilangan panas tubuh itu sendiri (kecuali tanpa pelindungan pakaian) dapat diabaikan. Bagaimanapun juga, radiasi dari permukaan kulit bagian luar pakaian dapat diukur tetapi berkurang dengan adanya suhu permukaan pakaian yang diperkecil denga menggunakan pelapis yang tebal. “Selimut Survival “ (lembaran logam tipis yang terbuat dari bahan Mylar) adalah salah satu alat survial yang mempunyai fungsi yang dapat kita puji yang pada dasarnya menghapuskan radiasi kehilangan panas dari seseorang dengan cara memantulkan panas ke tubuh, namun lembaran ini kebanyakan tidak mempunyai pengurangan kehilangan konduksi searah, yang dapat diukur.

2. KONVEKSI (Angin)
Kehilangan panas tubuh yang dikarenakan gerakan yang dilakukan oleh badan yang terkena udara sangat penting. Angin dingin yang berhembus kembali menunjukkan bahwa angin yang kencang menjadikan suhu dingin. Bahkan dengan pakaian yang selapis, penurunan panas tubuh akan terjadi pada saat angin sepoi-sepoi. Cara yang terbaik dalam mencegah penurunan panas tubuh adalah dengan memakai pakian yang setebal mungkin dan berlindung di shelter agar tidak terkena angin.

3. KONDUKSI
Aliran panas tubuh secara keseluruhan dengan konduksi melalui suatu bahan akan tergantung pada daya konduksi arus panas (termal bahan pakaian, ketebalan pelapis (pakaian), dan perbedaan temperatur. Prinsip penting “ KETEBALAN = KEHANGATAN” muncul karena daya konduksi termal dari sebagian besar (kering) bahan pakaian hampir sama. Pelapis-pelapis ini menciptakan panas tubuh yang besar melalui udara yang terperangkap di bahan tersebut dibandingkan melalui bahan itu sendiri; jadi ketebalan yang diberikan bahan-bahan bulu angsa, wool, atau katun setiap konduksi panas tubuh hampir sama bagusnya. Pelapis dapat dibuat lebih tebal dengan jalan menambah ketebalan, bukan dengan mengganti bahan. Pemilihan bahan tergantung pada beberapa pertimbangan, seperti kemampuan anti air ataupun asap. kualitas pelapis pada saat basah, keawetan, kesederhanaan, dan lain-lain. Sebagai contoh, pakaian yang berbahan bulu angsa memberikan kehangatan yang paling bagus berbanding dengan berat bahannya ketika kering, namun harganya mahal dan tidak berguna pada saat bahan tersebut basah. Bahan yang terbaik untuk pakaian bagian dalam adalah wool, karena kualitas pelapisnya lebih baik pada saat basah dibandingkan dengan bahan yang lain.

4. LEMBAB
Tubuh kehilangan panas badan yang banyak pada saat bekerja keras dengan mengeluarkan keringat dan penguapan air. Bahkan pada saat istirahat, tubuh secara kontinue terjadi penguapan air melalui pori-pori dan pada saat bernafas. Implikasi yang utama dari mekanisme kehilangan panas badan adalah kemungkinan pelapis menjadi basah dan kurang efektif (kerja pelapis).

5. SHELTER
Pelapis disekitar tubuh selama kita tidur biasanya menggunakan sleeping bag (kantong tidur) atau separuh kantong dan parka yang digunakan sebagai perlindungan dari tanah yang dingin dan kelembaban. Sleeping bag yang biasanya menggunakan bahan bulu angsa memberikan kehangatan yang maksimal dan berat yang minimum serta packingnya sederhana, harus terlindung dari kelembaban. Tidur dengan mengunakan pakaian yang basah dapat membuat sleeping bag menjadi basah dikarenakan kondensasi proses penguapan air yang keluar dari pakaian yang nantinya akan menempel di sleeping bag tersebut.

Pada beberapa kasus, dalam membuat shelter diperlukan tenaga yang lumayan banyak. Aktifitas ini akan membuat pakaian menjadi basah karena adanya keringat.
Shelter yang paling baik adalah shelter yang tidak memerlukan lokasi/tempat yang tidak terlalu luas, dan maing-masing individu saling mendekatkan diri agar suhu badan tetap terjaga. Pelapisan/penyekat diantara badan dan tanah atau dibawah salju sangat penting dalam survival. Mencegah hilangnya suhu badan sangat penting untuk siapapun yang duduk atau berbaring di tanah yang dingin atau salju, dan ketebalan pelapis harus ada, dengan duduk beralaskan matras, ponco atau yang lainnya yang bisa menjadi media perantara antara tubuh dan permukaan tanah.


• Manfaat Alam
Alam sering menyediakan tempat perlindungan atau dapat digunakan sebagai suatu keuntungan untuk menambah improvisasi tempat perlindungan buatan manusia yang dijelaskan dibawah ini. Tim-tim penyelamat sadar akan pola angin dan cuaca dalam skala kecil. Seringkali punggungan yang kecil, batu besar atau kayu gelondongan digunakan sebagai perlindungan dari angin. Karena radiasi yang mendinginkan dilangit pada saat malam yang cerah, maka akan lebih terasa lebih dingin berada di bwaah bintang-bintang dibandingkan berada di bwaah pohon atau batu yang mencuat karena objek-objek tersebut dapat memantulkan panas tubuh kembali.

• Lubang Pohon Atau Pohon Tumbang
Di hutan kadang kita menemukan pohon yang berlubang ataupun pohon besar yang tumbang. Kita bisa menggunakan itu sebagai shelter alam dengan menambah beberapa bagian agar kita merasa nyaman. Improvisasi dibutuhkan disini. Misalkan, kita bisa memasang ponco atau flysheet sebagai atapnya. Dan juga melengkapi dengan mencari dan menyiapkan kayu bakar untuk api pada saat malam hari selain makanan tentunya.

• Perlindungan Dengan Menggunakan Ponco (bivak)
Ponco selain berguna sebagai perlengkapan pada saat hujan, bisa juga sebagai shelter atau sering disebut dengan bivak. Ponco ada bemacam-macam. Ada ponco yang telah biasa kita lihat dan gunakan dengan berbagai macam tingkat ketebalan. Dan ada juga yang digunakan oleh militer, bentuknya lebih besar dibandingkan dengan ponco yang biasa kita gunakan.

MAKANAN DAN AIR
Air merupakan bagian yang esensi pada saat melakukan kegiatan alam bebas. Orang yang sedang melakukan pendakian akan lebih mudah terserang dehidrasi dibandingkan orang yang berada di kota. Efek dehidrasi di gunung dapat menjadi serius, dan sesegera mungkin korban yang terkena dehidrasi diberikan perawatan dan pertolongan. Selama musim panas, persediaan air bisa ditemukan di beberapa daerah pegunungan, namun tidak jarang daerah tersebut tidak mempunyai persediaan air, dan suatu keuntungan bagi ktia jika kita bisa menghemat penggunaan air mengisi air yang dapat diminum di pelples (tempat air). Pada musim dingin, kita bisa menemukan air dengan cara menggali salju yang menutupi permukaan sungai atau dengan cara menjebol lapisan es di danau. Dan untuk menjaga air agar tidak dingin, bisa kita taruh di dalam sleeping bag. Untuk musim dingin yang lama di gunung, kompor sangat penting agar bisa melarutkan salju menjadi air.

Makanan yang dimakan di gunung selama sehari perjalanan dianjurkan makanan yang gampang dicerna dan mengandung karbohidrat tinggi, zat lemak, dan tahan lama. Pendaki yang berpikiran efesien akan membawa makanan yang bisa dimakan instant tanpa harus berhenti selama perjalanan. Di perjalanan yang lebih panjang, harus dipikirkan tentang makanan yang nantinya berhubungan dengan berat makanan, kandungan yang terdapat di dalamnya, komposisi kandunagn makanan yang seharusnya dibutuhkan tubuh perhari, variasi makanan, kemudahan pencernaan makanan dan proses memasak makanan tersebut.

Beberapa Pertimbangan
Selain dari pakaian dan shelter, kehangatan dapat dipertahankan dengan cara melakukan sesuatu yang nyata seperti membuat perapian dan reflektor. Dengan berkumpulnya survivor bersama diantara perapian dan reflektor makan panas tubuh akan terjaga.

Seperti yang kita ketahui, tubuh yang secara aktif menghasilkan hawa panas di tubuh dan seseorang yang menggunakan pelapis pakaian akan membuat panas tubuhnya akan terjaga. Tubuh yang sedang istirahat akan membutuhkan lebih banyak pelapis pakaian. Ada beberapa aktifitas termasuk menggigil akan menjaga tubuh tetap hangat.
Tubuh butuh membakar makanan untuk menghasilkan panas, namun jika seseorang makan terlalu banyak makanan dia bisa merasaan kedinginan yang relatif cepat kemudian dikarenakan darah yang akan mengedarkan panas di tubuh sebaliknya akan menuju ke perut dimana proses pencernaan berlangsung. Tetapi, dengan memakan makanan dengan jumlah yang sedikit pada saat sebelum tidur akan membantu seseorang tersebut terjaga panas tubuhnya.
oleh sebap itu,seorang pendaki harus benar-benar mengetahui kunci bertahan hidup,apa lagi bagi seorang pendaki pemula.biasanya seorang pendaki pemula,adalah semangat-semangatnya tuk menaklukan gunung,seperti pejuang tahun 45.bila mereka tak tahu materi tantang survavel(hidup),itu sungguh membahayakan dirinya,terkecuali ada senior yang mendampinginya,mungkin agak sedikit diberi tahu oleh senior yang lebih berpengalaman,tenteng arti hidup di alam.